eksplor yogyakarta (1): caving

#throwback perjalanan 2013. Perjalanan ke Yogyakarta ini sebenarnya bukanlah tujuan utama. Kalau dipikir-pikir mirip waktu ke Gunung Slamet alasan gagalnya. Gagal menyebrang ke Karimun Jawa, karena cuaca yang tidak bagus, mengharuskan saya dan teman-teman berpikir untuk mencari ide arah perjalanan, dan sesuai kesepakatan jatuh ke Yogyakarta. Siapa sangka ternyata banyak pengalaman seru dibalik kegagalan ke Karimun Jawa ini. Enjoy yaa ๐Ÿ™‚

***

Tema perjalanan ke Yogyakarta kali ini didominasi dengan penelusuran goa di daerah Gunungkidul. Katanya Yogya sarangnya goa-goa berada.dan saya menyadari itu setelah selesai perjalanan dan googling sana-sini *telat banget yah*

Penelusuran goa kali ini, sepertinya berbeda dengan pengalaman-pengalaman penelusuran goa yang pernah saya lakukan sebelumnya. Penelusuran goa yang selama ini saya lakukan, lebih santai dan tidak perlu basah-basahan. Waktu kecil, di daerah Payakumbuh Sumatera Barat, saya pernah diajak ke goa yang namanya: Ngalau Indah. Beberapa waktu lalu juga pernah melakukan penelusuran goa di daerah pangandaran dan di Makassar (di Taman nasional Bantimurung) . Semua tipe goa-nya hampir sama, kering (tidak punya aliran sungai bawah tanah), ada pemandangan stalagtit dan stalagmit , bau bawah tanahnya yang khas (yang sejujurnya tidak saya suka. Saya rasa itu bau karbondioksida yang kadarnya memang lebih tinggi daripada di ruang terbuka biasa), dan banyak kelelawar.

Nah, kali ini penelusuran goa agak sedikit berbeda, dengan basah-basahan. Saya baru tahu (dari hasil googling :D), bahwa masing-masing goa yang ada, bermcam-macam teknik penelusurannya, bermacam-macam pula tingkat kesulitan yang ditemui.

Saya bukan caver profesional seperti anak-anak pencinta alam sejati yang sudah biasa dengan penelusuran goa. Merasakan tantangan lain ketika caving? Tentu saja iya, karena baru kali ini saya harus memakai alat-alat pelindung diri sederhana (life jacket, sepatu khusus, dan helm) untuk menelusuri goa. Meskipun tidak terlalu excited dengan caving, tapi saya yakin perjalanan kali ini akan menambah pelajaran lain ๐Ÿ˜€

Ada tiga goa yang kami kunjungi, dan tiga-tiganya merupakan goa yang ada aliran sungai bawah tanah, yaitu: Goa Sriti, Goa Pindul dan Goa Jomblang.

Goa Sriti

Sriti merupakan burung yang meyerupai burung walet. Penamaan gua ini, tampaknya berhubungan erat dengan banyaknya jumlah sriti yang ada di goa ini dahulunya. Panjang goa hanya sekitar 250 meter. Kedalaman air di dalam goa juga berbeda-beda. Ada yang sangat dangkal, ada juga yang kedalamannya mencapai 2-2.5 meter. Debit air, sepertinya juga dipengaruhi oleh musim kemarau atau musim penghujan. Karena bulan Maret, masih termasuk ke dalam musim penghujan, debit air lumayan banyak dan airnya sangat-sangat keruh kecoklatan. Berada di goa sriti, serasa berendam di telaga susu coklat ๐Ÿ˜€

Lebar goa juga sangat bervariasi. Terkadang lebar, terkadang kita harus melewati celah dinding yang sempit. Penelusuran yang kami lakukan, hanya dibantu dengan headlamp, sepatu boot, life jacket dan helm.

Guide kelompok kami, memberikan penjelasan panjang lebar mengenai goa sriti ini, tapi saya tidak terlalu mendengarkan ๐Ÿ˜€ yang ada di dalam pikiran saya saat itu adalah: โ€œ di bawah air yang keruh kecoklatan ini ada ular tidak ya? โ€ ๐Ÿ˜€

Goa Pindul

Goa pindul dengan panjang sekitar 350 meter, memiliki arus air yang lebih tenang, perjalanan pun lebih santai dan tdak ekstrim sama sekali, karena penelusuran dilakukan dengan menggunakan bantuan ban pelampung (atau dinamakan cave tubing). Kedalaman air sepanjang goa berbeda-beda, mulai dari 4 meter hingga yang terdalam bisa mencapai 12 meter (tergantung musim penghujan atau tidak juga sepertinya). Berbeda dengan goa sriti, air goa pindul berwarna hijau tosca (mirip dengan warna air di Green Canyon).

Bonus dari penelusuran goa pindul, menurut saya, terletak pada ujung penelusuran. Di atap goa, terdapat lubang atau celah, yang apabila sinar matahari masuk melalui celah tersebut, menghasilkan siluet cahaya yang bagus *bisa googling-googling bagusnya gimana. Kemarin karena sedikit gerimis, kami tidak dapat foto yang bagus :D*

tumblr_inline_mli83ozicM1qz4rgp.jpg
Goa pindul

Goa Jomblang

Goa Jomblang merupakan perpaduan antara goa vertikal dan goa horizontal. Artinya, untuk menuju kesana, didahului dengan turun ke dasar goa sejauh 60 meter dengan Single Rope Technique (SRT). Kemudian sesampai di bawah, kami harus menelusuri goa sekitar lebih kurang 300 meter, untuk menuju ke tempat kami bisa menikmati keindahan goa jomblang ini. Keindahannya terletak pada siluet cahaya yang masuk ke goa melalui lubang dari atas goa. Disana tumbuh stalagmit besar. Kami memanjat stalagmit besar itu dengan sangat berhati-hati. Sesampai di atas stalagmit, selain dihadiahi dengan siluet cahaya matahari yang masuk, kami juga dihujani dengan rintikan air yang berasal dari akar tumbuhan yang tumbuh di atasnya. Merentangkan tangan dengan wajah yang dijatuhi titik-titik air akar tanaman, menjadi kesenangan dan kebahagian tersendiri yang mungkin tidak bisa dijelaskan. Goa Jomblang juga memiliki aliran sungai bawah tanah. Sangat tidak disarankan untuk menyusurinya ketika musim hujan, karena arus sungai menjadi sangat deras.

tumblr_inline_mli86kyE9f1qz4rgp-1.jpg
Goa Jomblang dan ‘Cahaya Illahi’

Bonus River Tubing: Sungai Oyaย 

Karena penelusuran sungai menggunakan ban pelampung, maka dinamakanlah river tubing, bukan rafting ๐Ÿ˜€ Menurut saya, sungainya biasa saja, butek, berasa ada di genangan susu coklat ๐Ÿ˜€ Jangan bayangkan dengan sungai di Green Canyon. Ya mungkin karena musim hujan. Jauh beda sekali indahnya. Meskipun begitu, penelusuran yang dilakukan lebih kurang sepanjang 1.5km ini, memiliki tantangan sendiri, yaitu uji nyali dengan loncat dari batu setinggi belasan meterย  * saya tidak berani ikutan loncat*.

Mungkin masalah dalam kehidupan itu seperti arus sungai ya? kadang bisa senang di kala arusnya tenang, kadang harus bisa bertahan kalau arusnya sangat deras :’D *semangaaaat*

Catatan biaya tahun 2013:

  1. Biaya yang dihabiskan untuk paket Goa Sriti, Goa Pindul dan Sungai Oya adalah: Rp.1.000.000 per-11 orang.
  2. Biaya yang dibutuhkan untuk menyusuri Goa Jomblang adalah Rp.350.000 per orang. Mahal di alat-alat safety-nya deh ini, dan kami beruntung sedang dapat diskon. Harusnya sih harga normal Rp.450.000,- per orang :โ€™D

***

Ada yang sudah caving di yogya? adakah goa lain yang direkomendasikan?

One thought on “eksplor yogyakarta (1): caving

Leave a comment